Minggu, 08 Juni 2008

Senja dan Glogal Warming

Kubuka kelopak.Hah?Ini kan Juni,mengapa ada hujan selebat ini?Padahal sepanjang April sampai Mei hampir tak ada kucuran air dari langit sedikit pun.Bukankah sekarang sudah kemarau?
Aku bangun dari rebah larutku,mengucek-ucek kedua mata.
Betul.Aku tak bermimpi.Padahal hari ini,kemarin,kemrinnya lagi,minggu yang sudah lewat,tak pernah hujan menyapa.Pikiranku langsung melayang ke dua bait kata,global warming,atau pemanasan global.Suhu rata-rata di atas permukaan planet ini terus naik,semakin tinggi dari tahun ke tahun.Konon,polusi yang diciptakan oleh manusia menghasilkan apa yang disebut sebagai gas rumah kaca.
Begini.Udara yang dipantulkan oleh permukaan bumi terperangkap di lapisan atmosfer.Lalu kembali memantul ke bumi.Ini terjadi karena atmosfer kita dipenuhi oleh gas-gas beracun dari knalpot kendaraan,asap cerobong-cerobong pabrik,kebakaran hutan,dan sebagaimya.Bayangkan,gas-gas beracun itu terakumulasi selama berpuluh atau beratus tahun yang lalu-terutama setelah terjadi revolusi industri-hingga akhirnya mengkontaminasi atmosfer bumi dengan konsekuensi yang tidak main-main.
Inilah yang menurut para ahli menyebabkan rusaknya siklus musim dan cuaca di permukaan planet tercinta ini.Makin besar efek gas rumah kaca yang ditimbulkan dari hari ke hari,makin parahlah kondisi bumi.Lihatlah,sekarang salju di permukaan gunung-gunung tertinggi di dunia lenyap perlahan.Yang mengerikan,gletser di kutub-kutub mencair,longsor dari tebing-tebingnya,lalu mengalir ke samudera luas.Maka,tak heran permukaan air laut makin meninggi belakangan ini.
Contonya saja,rob atau pasang air laut di Indonesia makin mengkhawatirkan.Kalau dahulu hanya wilayah Semarang bagian utara saj yang serig terkena rob,sekarang daerah pesisir timur Surabaya pu mengalami hal yang sama.Bahkan,wilayah Jakarta pinggiran utara kini sering mengalami fenomena serupa.Dalam beberapa hari terakhir ini,air laut yang naik ke daratan menggenangi jalanan termasuk rute tol yang amat vital,yaitu dari bandara Soekarno-Hatta ke kota dan sebaliknya.Beberapa jadwal penerbangan terganggu atau dibatalakan.Penumpang dan maskapai penerbangan pun merugi besar.

Aku menghela nafas...lalu bangkit dari lantai teras samping masjid dimana aku tertidur tadi.Turun ke tempat wudlu hendak menunaikan ashar yang sudah berkumandang.Hujan masih lebat.
Orang-orang mulai ramai mengambil air wudlu pula.Banyak di antara mereka menggeleng-gelengkan kepala menatap guyurab hujan yang sedemikian kencang.Hm,ternyata bukan aku sendiri yang heran akan "salah mongso" ini.
Ah,biarlah Tuhan yang berkehendak.Kemarau,kekeringan,banjir,hujan,Dia-lah yang Maha Menentukan....

Tidak ada komentar: