Selasa, 03 Juni 2008

Dua Jam Bersama Ad,Sebentar Bersama Budi

Jam 21.15 aku keluar dari arena Malang Book Fair yang akan ditutup pada pukul 22.00.Ini hari ketiga.Tinggal satu hari lagi pameran akan ditutup.Aku melangkAh ke alun-alun bundar di depan Gedung Skodam tempat pameran berlangsung.Duduk menulis beberapa puisi di bangku taman.Seorang bule melintas.
"Hai,Sir.Where are you from?Holland?",tanyaku sambil lontarkan senyum.
"Australia,mas..",sahutnya dengan riang.
Mas?Oh,barangkali ia warga keturunan atau paling tidak sudah lama tinggal di Indonesia dan beristri orang Jawa.Bisa juga ia sudah ber-KTP Malang.
"Sorry,Sir.Saya kira anda tidak bisa berbahasa Indonesia",ujarku.
"Oh,saya sedang belajar bahasa-nya mas"
"Good..good...",kuacungkan jempol tangan kananku.
"Tinggal di Malang?Bali?"
"No..no..no..Jogja"
"Jogja?Saya pernah tinggal disana juga sekitar three years",aku mencoba ngomong English sebisaku.
Hm,ada bule Australia,kesempatan langka yang harus kumanfaatkan untuk mempraktekkan Bahasa Inggris yang selama ini kurasa begitu sulit dan rumit untuk dikuasai.Kebetulan ia sedang belajar bahasa Indonesia.Jadi,kami sama-sama maklum kalau bicara belepotan.Bahasa Indonesia-nya terbata-bata dan masih banyak kosakata yang belum ia mengerti.Sementara,aku berucap dengan'bad English',hehehe...ketika ia bertanya memakai bahasa kita,akan kujawab dengan bahasa-nya sebisaku.Lucu sekali.
Kemudian ia berbicara tentang kesan-kesannya di Splendid Inn,tempat ia menginap.Si bule yang bernama'Ad'ini menyukai Bali,Malang,Sumatra,dan Lombok.Tetapi kurang begitu suka Kalimantan,Papua,dan Timor(termasuk Timor Leste).Hm,orang kulit putih memang terbuka,kalau suka ya bilang suka,kalau tidak ia akan bilang tidak.Sebuah sikap yang patut dihargai.
Ad juga bertanya tentang acara yang baru saja aku ikuti.Menarik.Kutanya pendapatnya tentang Islam,tentang kerukunan beragama.Aku bilang padanya,I'm a moslem,but not fanatic.Ia kelihatan senang.Syukurlah,aku sempat khawatir kalau-kalau ia menganggapku'teroris',hehehe...sebab,korban terbanyak sewaktu peristiwa bom Bali I dan II adalah warga Australia.Menurut Ad,agama tidak penting bagi orang barat atau bangsa kulit putih.Maka,ia pun memiliki pola pikir serupa.Ketika kutanya apa agamanya,barangkali Katolik atau Protestan,ia geleng-gelengkan kepala.Saya percaya Tuhan,tetapi saya rasa agama bukanlah sesuatu yang'important',begitu katanya.
Ehm.Sepertinya terlalu'sensitif',maka obrolan aku alihkan.
"Bagaimana pendapat anda tentang kota Malang?",kali ini aku yang berbahasa Indonesia,dia yang ber-English ria.Terbalik dengan cara berkomunikasi semula,dimana ia berbahasa Indonesia,aku yang berbahasa Inggris.
"Oh...beautifully...sure,e..e..green,..m..m..clean.Yes...yes...clean",ujarnya sambil sunggingkan senyum
"Banyak orang smile..smile..",lanjutnya.
Obrolan berlanjut,ia bertanya-tanya tentang gedung-gedung di sekitar tempat ini.Aku jelaskan padanya.Ada Balaikota atau leader office(benarkah demikian grammar atau tata bahasanya?Ah,mungkin salah,tetapi ia terlihat bisa mengerti maksudku),parliament building atau Gedung DPRD,military compleks(salah ya?),Senior High School alias SMAN I dan juga Junior High School alias SMPN 4 Malang.Obrolan selanjutnya tentang makanan kesukaan.Ternyata ia menyukai Padang's food,juga gudeg.
Oh ya,aku lupa.Ad sebelumnya sudah bilang-di awal perkenalan-bahwa ia bukan berwisata di Indonesia.Tetapi ada keperluan selama 5 bulan di UGM,mengadakan riset tentang masyarakaT Indonesia.Ad adalah seorang praktisi pendidikan di bidang sosiologi.Sebuah cabang ilmu sosial yang disenanginya selain ilmu tentang culture,art,history,and antopology.Dia tak suka ilmu ekonomi dan segala ilmu eksakta.Hitung-mengitung uang dalam angka sangatlah menjemukan,begitu ia bilang.
Ad lebih suka berkeliling ke mana saja seorang diri.Ke Amerika Serikat,Thailand,Malaysia,Singapore,etc.
"I'm don't like Kamboja,Vietnam,India,Afrika",ujarnya.
Entah mengapa.Aku memang sengaja tak menanyakannya.Tetapi kesimpulanku,ia tak suka kondisi sosial politik di negara-negara tersebut,meski tak semuanya bercitra buruk(mungkin Indonesia juga tidak lebih baik).
Temapat kami berbincang berpindah ke luar bunderan.Duduk di atas pagar tembok setinggi satu meter di utara bunderan.Menghadap beberapa penjual bakso,rokok,dan bakpao.Hm,untung perut ini sudah kekenyangan karena sudah makan di arena pameran.Tetapi,kalau Ad hendak mentraktir pun aku tak keberatan.Dengan senang hati aku akan menerimanya.Lho,dia mau mentraktir?Barangkali,sih.Konon,turis asing senang mentraktir.Pengalaman beberapa orang teman demikian.Seperti Sobri yang berkenalan dengan turis muda dari Finlandia sewaktu ia berada di Solo.Juga teman-teman lain di Jogja yang mempunyai pengalaman serupa.Aku menunggu.Barangkali ia ingin mencicipi bakso Arema.Menit-menit berlalu...Eh,sepertinya ia tak berminat untuk jajan.Ad terus bercerita.Bahwa ia sempat jalan-jalan di sekitar Ijen,Stadion Gajayana,dan stasiun Kotabaru.Hm,aku harus maklum.Ia sendiri bilang,ia memilih Splendid Inn karena Hotel Tugu yang berada di sebelah terlalu mahal.Turis kere,begitu pikirku geli dalam hati.Ah,sudahlah.Toh aku sudah kenyang.Berinteraksi dengan warga asing bukan berarti harus ngobrol sambil makan bersama.Hitung-hitung sebagai pembelajaran Bahasa Inggris secara langsung.
"Ngantuk?",tanya Ad.
"Hm,mulai.Anda mau ke hotel dan tidur sekarang?",sahutku.
"Belum,nanti sekitar jam duabelas"
Ad menguap.Tampaknya kantuk mulai menyergap.Tetapi,ia masih belum puas menikmati keindahan suasana malam di tempat ini.Sesaat kami terdiam.Mobil,sepeda motor,dan becak yang melintas mulai jarang.Beberapa pedagang kakilima di depan kami mulai berkemas-kemas satu persatu.Ad melirik jam tangannya.Aku menenggak seteguk air dari gelas plastik Aqua.

Hari berganti.Aku berjalan ke perpustakaan umum kota Malang di Jalan Ijen no.31.Ini adalah rumah kedua bagiku.Tempat membaca,menulis,dan berdiskusi tentang apa saja.Bertemu teman-teman dari segala umur dan kalangan,nge-net gratis karena ada fasilitas hotspot bagi laptop pengunjung.Ada juga fasilitas Speedy Telkom di lantai dua.Gratis juga.Jangan salah,ini adalah salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia .Pernah mendapat penghargaan Terbaik ke-II pada tahun 2005 dan 2007.Selain fasilitas internet gratis,ada juga kantin,ruang pameran yang representatif,dan pemutaran film seminggu dua kali.Yang istimewa dibandingkan perpustakaan lainnya adalah jam buka,mulai dari jam 08.00-20.00 di hari Senin-Jum'at.Jam 09.00-16.00 di hari Sabtu,dan jam 09.15.30 di hari Minggu.
Sampai di sana,sudah ada si Budi,Dosen D3 pariwisata Ummer(Universitas Merdeka).Lelaki gendut berumur 27 tahun ini sudah lama tak kujumpai di tempat ini.
"Hai,Bud.Kok lama nggak nongol.Kemana saja kamu",tanyaku.
"Wah,sibuk,Mbang.Sebentar lagi ada Mid Semester,UTS.",sahutnya sambil ulurkan tangan.
Sepuluh menit kemudian,aku dan Budi sudah nongkrong di bangku kantin.Makan bakso,minum segelas es teh,ber-say hello dengan orang yang kukenal.Seperti kubilang tadi,ini seperti rumah kedua bagiku.Karena itu,orang-orang sudah hafal padaku.Dari petugas jaga,tukang parkir,dan pengunjung-pengunjung lain yang yang juga'kecanduan perpus'.

(bersambung,hehehe...)

Tidak ada komentar: