Kamis, 29 Mei 2008

Mana Perubahan Itu?


"Mana perubahan itu?Perubahan yang membawa kami menuju kesejahteraan.
Mana perubahan itu?Perubahan yang membawa kehidupan ini menjadi lebih baik.
Mana perubahan itu?Perubahan yang membuat harga-harga menjadi terjangkau.
Mana perubahan itu?Perubahan yang membuat rasa aman dan tenteram menjadi murah."
(sebuah artikel di majalah SM menjelang Pemilu presiden 2004)

Seorang budayawan dari Yogyakarta yang menulisnya.Menohok tajam pada calon-calon yang berteriak dengan lantang,yang mengepalkan jemari dengan penuh tenaga sambil berteriak,"Pilih saya...!Negara akan makmur sentosa,gemah ripah loh jinawi...!!"
Ketika reformasi bergulir,ketika perubahan melanda negeri,sejuta harap dan beribu asa
menggema dari dada-dada jelata yang rindu akan perbaikan nasib,rindu pemimpin yang adil bijaksana,rindu kebahagiaan hidup,yang sanggup membuat mereka menepuk dada,bangga,dan berujar,"Saya orang Indonesia.."
Saya jadi teringat dengan puisi Taufik Ismail-penyair besar yang akan datang ke sebuah acara di kota ini pada tanggal 8 Juni besok-yang berjudul'Saya Malu Jadi Orang Indonesia'.Sebuah satire yang amat memprihatinkan.Saya yakin,sang penyair mewakili berjuta orang di negeri ini.Apalagi puisi panjang tersebut dibuat sekitar tahun 1998,tahun dimana segala macam kebusukan,kebiadaban,dan angkara murka merajalela.Bak bangkai yang bertahun-tahun terbungkus oleh karung yang makin usang,sehingga akhirnya tercium.Orang lalu membongkarnya,lalu mabuk terhadap apa yang ia saksikan.
Tahun itu sudah berlalu dalam sepuluh bilangan warsa.Ya,sepuluh tahun berlalu sudah,tapi apa porak poranda,tercerai berai,belum dapat kita satukan kembali dalam keutuhan yang semestinya.Lalu apa yang kita harapkan dengan perubahan yang terjadi?Lantas,apapula yamng berubah?
Oke,demokratisasi memang lebih leluasa dalam bergulir.Tetapi apa arti semua itu ketika kondisi rakyat tidak jauh lebih baik dibandingkan sepuluh tahun yang lalu?Bahkan,dalam beberapa hal keadaan menjadi lebih buruk.Sementara,para calon presiden 2009 masih senandungkan nada yang sama,irama yang seragam,lagu semu tentang perubahan.Lagu ilusi penuh kepalsuan.
Ya,mereka para calon pemimpin kita itu memang berubah.Dari pemimpin partai berubah menjadi presiden,ketua partai berubah jadi presiden,atau yang tadinya wakil presiden mnjadi presiden.Terus,apa yang berubah dari rakyat negeri ini?
Kawan,mari ambil gitar,kita nyanyikan lagu Franky Sahilatua,
"Tanah pertiwi anugerah Ilahi...
Jangan makan sendiri..."

Tidak ada komentar: